Powered By Blogger

Senin, 29 November 2010

kenakalan remaja

Remaja adalah individu yang masih mencari jati diri. Mereka sangat rawan akan pengaruh negatif dari lingkungannya. Oleh karena itu peran orangtua ketika anak menginjak usia remaja sangat krusial. Sekarang ini, remaja sangat berbeda dengan remaja jaman dulu. Selain karena faktor jaman, pengaruh lingkungan yang mudah sekali memberikan kemudahan; membuat mereka menjadi individu-individu yang lemah, manja dan terlalu cepat menyerah. Semangat yang mendarah daging dari kakek neneknya terhambat oleh pengaruh lingkungan yang kejam. Tanpa arahan dan petunjuk dari orangtuanya, mereka tak akan bisa keluar dari lubang jarum yang siap menerkap. Sayangnya, orangtua yang mempunyai pengaruh penting bagi kelangsungan hidup anaknya; kurang bisa memainkan peran dengan baik. Orangtua kadang kala membandingkan keadaan mereka ketika masih kecil dengan keadaan anaknya sekarang. Padahal banyak sekali perbedaan situasi ketika dulu dengan sekarang. Mulai dari hal yang kecil, seperti sikap kritis yang ditunjukkan anak di awal perkembangan; sampai hal yang besar, seperti sikap berontak anak di masa remajanya.
Orangtua juga sering kali membandingkan anaknya dengan anak orang lain yang lebih pintar, penurut, alim dan sopan. Padahal, sesuai dengan amanat Kak Seto, pemerhati anak numero uno or number one plus konsep multiple intelligence: setiap anak unik dan mempunyai kelebihannya masing-masing; orangtua sebaiknya tidak menjadikan anak mereka seperti anak orang lain. Mereka boleh berharap lebih tetapi jangan memaksa mereka menjadi seperti yang orangtua inginkan. Orangtua harus bisa bersikap bijaksana. Orangtua harus bisa menjadi sosok yang dekat dan tahu segala hal tentang anaknya. Biarkan mereka menjadi dirinya sendiri. Berilah mereka kesempatan untuk bertanggung jawab dan mengetahui resiko yang akan diterima. Dengan memahami karakter dan situasi yang anak hadapi, insya Allah orangtua akan membantu anaknya mencari jati diri mereka sebenarnya menjelang usia remaja.
Remaja sekarang lebih rawan terkena dampak negatif dari lingkungan. Lemahnya benteng pertahanan mereka serta semakin gencarnya media massa, baik elektronik maupun cetak, melahirkan generasi-generasi pemimpi yang tak mau bangun dari mimpinya. Oleh karena itu, selain peran orangtua yang cukup krusial dalam mengarahkan anaknya; peran media massa juga turut andil di dalamnya. Bagaimana kita menyikapi fenomena seperti itu? Pertanyaan seperti itulah (how) yang seharusnya lebih di tekankan untuk di bahas daripada menguak tertalu banyak (why). Dengan berorientasi dengan cara menanggani bukan menguak kembali latar belakang masalah, kenakalan remaja akan sedikit demi sedikit terobati. Dengan memaksimalkan peran orangtua dan guru dalam mendidik remaja serta meminimalisir pengaruh negatif lingkungan sekitar, remaja akan terselamatkan dari sihir dunia yang menyesatkan. Dan untuk kedepannya, masa depan generasi penerus bangsa akan juga terjaga. Jika keadaan seperti ini, dunia akan terlindungi dari kehancuran yang di sebabkan oleh manusia itu sendiri.
Jadi, menjawab pertanyaan yang dijadikan judul di atas; level kenakalan remaja saat ini apakah biasa atau luar biasa tergantung bagaimana kita menyikapinya. Jika kita menyikapi keadaan tersebut dengan terus menerus menanyakan ’why’, maka level kenakalan remaja akan menjadi luar biasa. Hal ini dikarenakan karena kita terlalu sibuk mencari dan mencari penyebabnya sehingga lupa bagaimana cara mengatasinya. Sedangkan jika kita menyikapi kenakalan ABG dengan membuat langkah-langkah antisipasi serta penanggulangan secara cepat dan tanggap, maka level kenakalan tersebut akan menjadi biasa saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar