Powered By Blogger

Senin, 29 November 2010

sebab remaja mudah menjadi korban cyberstalking

1. Terlalu mudah mengungkap informasi pribadi
Orang dewasa umumnya lebih sadar terhadap kejahatan pencurian identitas dan isu-isu keamanan online, sementara remaja cenderung kurang aware dan mudah mengungkapkan informasi pribadi kepada orang lain seperti nama lengkap, tanggal lahir, alamat rumah, nama sekolah, kegiatan, perasaan, hal-hal yang disukai dan tidak disukai, bahkan memajang foto-foto secara sembarangan. Ini menempatkan mereka pada posisi yang berisiko lebih tinggi untuk cyberstalking dan juga cyberbullying.
2. Adanya tekanan sosial
Remaja adalah sosok anak yang dalam tahap perkembangan dan sedang mencari jati diri. Wajar bila emosinya pun belum stabil dan mudah terpengaruh orang lain. Adanya tekanan sosial dari temannya di dunia nyata dapat menyebabkan seorang remaja mencoba mencari pelarian di internet. Bisa jadi, yang tadinya berteman baik saat ini (sering bertukar pesan, foto, dan info pribadi lainnya), esok harinya justru menjadi musuh. Hubungan dinamis ini dapat menyebabkannya terjerumus cyberstalking dancyberbullying.
3. Kurang komunikasi
Kurangnya komunikasi terbuka antara orangtua dan anak atau sikap orangtua yang diktator dan tidak mau bersahabat, membuat anak takut untuk bercerita ini itu kepada orangtua. Walhasil anak akan mencari perhatian dan pelarian untuk curhat dengan teman baru yang dikenalnya di internet. Perlu diketahui, cyberstalker diam-diam sering memata-matai percakapan di ruang chatting untuk mencari mangsa baru. Mereka ini sangat cerdik dan tahu bagaimana cara untuk bisa menyamar sebagai “teman” anak Anda dan tahu persis bagaimana memanipulasi emosi anak Anda.
Sebuah survei yang baru-baru ini digelar menunjukkan bahwa 69 persen dari remaja yang sedang online mengaku mendapat pesan pribadi dari seseorang yang mereka tidak kenal. Lima puluh persen remaja yang memasuki ruang chatroom mengatakan mereka telah berbagi informasi pribadi dengan orang asing, termasuk nomor telepon, alamat dan dimana mereka bersekolah. Dan 73 persen dari permintaan seksual online terjadi ketika  menggunakan komputer di rumah. Dalam kasus terburuk, cyberstalker memikat anak untuk mau melakukan pertemuan rahasia, di mana mereka mengalami pelecehan seksual dan bahkan dibunuh. Menurut Pusat Kehilangan dan Eksploitasi Anak di Amerika, dua dari setiap lima remaja berusia 15-17 hilang diculik sehubungan dengan aktivitas Internet.
Siapa Lagi yang Berisiko?
Remaja bukan satu-satunya yang berisiko menjadi korban ketika mereka membeberkan detil informasi pribadi kepada teman yang tidak mereka kenal di internet. Dengan memberikan informasi seperti alamat rumah, pekerjaan orangtua, rencana liburan keluarga, dan foto-foto, mereka justru akan membuat semua orang yang ada dalam rumah Anda ikut berisiko menjadi korban.

aborsi dilegalkan??

Belum lama ini ada berita seputar tentang keinginan sekelompok masyarakat agar aborsi dilegalkan, dengan dalih menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia. Ini terjadi karena tiap tahunnya peningkatan kasus aborsi di Indonesia kian meningkat, terbukti dengan pemberitaan di media massa atau TV setiap tayangan pasti ada terungkap kasus aborsi. Jika hal ini di legalkan sebgaimana yang terjadi di negara-negara Barat akan berakibat rusaknya tatanan agama, budaya dan adat bangsa. Berarti telah hilang nilai-nilai moral serta norma yang telah lama mendarah daging dalam masyarakat. Jika hal ini dilegal kan akan mendorong terhadap pergaulan bebas yang lebih jauh dalam masyarakat.
Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Legalisasi aborsi bukan sekedar masalah-masalah kesehatan reproduksi lokal Indonesia, tapi sudah termasuk salah satu pemaksaan gaya hidup kapitalis sekuler yang dipropagandakan PBB melalui ICDP (International Conference on Development and Population) tahun 1994 di Kairo Mesir.
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami ; penderitaan kehilangan harga diri (82%), berteriak-teriak histeris (51%), mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%), ingin bunuh diri (28%), terjerat obat-obat terlarang (41%), dan tidak bisa menikmati hubungan seksual (59%).
Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengan sengaja sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah). Abortus terbagi dua;
Pertama, Abortus spontaneus yaitu abortus yang terjadi secara tidak sengaja. penyebabnya, kandungan lemah, kurangnya daya tahan tubuh akibat aktivitas yang berlebihan, pola makan yang salah dan keracunan.
Kedua, Abortus provocatus yaitu aborsi yang disengaja. Disengaja maksudnya adalah bahwa seorang wanita hamil sengaja menggugurkan kandungan/ janinnya baik dengan sendiri atau dengan bantuan orang lain karena tidak menginginkan kehadiran janin tersebut.
Risiko Aborsi
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “.

Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis.
Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;
- Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
- Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
- Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
- Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
- Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
- Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),
- Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
- Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
- Kanker hati (Liver Cancer).
- Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
- Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
- Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
- Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin.
Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal sex tersebut.
Nilai Pancasila
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan riset Internasional Synovate atas nama DKT Indonesia melakukan penelitian terhadap perilaku seksual remaja berusia 14-24 tahun. Penelitian dilakukan terhadap 450 remaja dari Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 64% remaja mengakui secara sadar melakukan hubungan seks pranikah dan telah melanggar nilai-nilai dan norma agama. Tetapi, kesadaran itu ternyata tidak mempengaruhi perbuatan dan prilaku seksual mereka. Alasan para remaja melakukan hubungan seksual tersebut adalah karena semua itu terjadi begitu saja tanpa direncanakan.
Hasil penelitian juga memaparkan para remaja tersebut tidak memiliki pengetahuan khusus serta komprehensif mengenai seks. Informasi tentang seks (65%) mereka dapatkan melalui teman, Film Porno (35%), sekolah (19%), dan orangtua (5%). Dari persentase ini dapat dilihat bahwa informasi dari teman lebih dominan dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks ini, karena dia juga mentransformasi dari teman yang lainnya.
Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika menghadapi hal seperti ini.
Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem nilai yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama. Seperti model pakaian (fasion), model pergaulan dan film-film yang begitu intensif remaja mengadopsi kedalam gaya pergaulan hidup mereka termasuk soal hubungan seks di luar nikah dianggap suatu kewajaran.
Bebera faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu;
Pertama, Faktor agama dan iman.
Kedua, Faktor Lingkungan seperti orangtua, teman, tetangga dan media.
Ketiga, Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan.
Keempat, Perubahan Zaman.

Nilai Agama
Firman Allah: ” Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” ( QS 17:31 ). Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan kandungannya.

Padahal ayat tersebut telah jelas menerangkan bahwa rezeki adalah urusan Allah sedangkan manusia diperintahkan untuk berusaha. Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
Islam memberikan ganjaran dosa yang sangat besar terhadap pelaku aborsi. Firman Allah: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32 )
Oleh sebab itu aborsi adalah membunuh, membunuh berarti melakukan tindakan kriminal dan melawan terhadap perintah Allah. Al-Quran menyatakan: “Adapun hukuman terhadap orang-orang yang berbuat keonaran terhadap Allah dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah: dihukum mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilang, atau diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang pedih.” (QS 5:36)
Nilai Yuridis/Hukum
Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia Bab XIV tentang kejahatan terhadap kesusilaan pasal 229 ayat (1) dikatakan bahwa perbuatan aborsi yang disengaja atas perbuatan sendiri atau meminta bantuan pada orang lain dianggap sebagai tindakan pidana yang diancam dengan hukuman paling lama 4 tahun penjara atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.

Ayat (2) pasal 299 tersebut melanjutkan bahwa apabila yang bersalah dalam aborsi tersebut adalah pihak luar ( bukan ibu yang hamil ) dan perbuatan itu dilakukan untuk tujuan ekonomi, sebagai mata pencarian, maka hukumannya dapat ditambah sepertiga hukuman pada ayat (1) dia atas.
Apabila selama ini perbuatan itu dilakukan sebagai mata pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan mata pencarian tersebut. Kemudian pada pasal 346 dikatakan bahwa wanita yang dengan sengaja menggugurkan kandungannya atau meyuruh orang lain untuk melakukan hal itu diancam hukuman penjara paling lama empat tahun.
Pada pasal 347 ayat (1) disebutkan orang yang menggugurkan atau mematikan kehamilan seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 12 tahun penjara, dan selanjutnya ayat (2) menyebutkan jika dalam menggugurkan kandungan tersebut berakibat pada hilangnya nyawa wanita yang mengandung itu, maka pihak pelaku dikenakan hukuman penjara paling lama 15 tahun.
Dalam pasal 348 ayat (1) disebutkan bahwa orang yang dengan sengaja menggugurkan kandungan seorang wanita atas persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 15 tahun penjara, dan ayat (2) melanjutkan, jika dalam perbuatan itu menyebabkan wanita itu meninggal, maka pelaku diancam hukuman paling lama 17 tahun penjara. Dengan demikian, perbuatan aborsi di Indonesia termasuk tindakan kejahatan yang diancam dengan hukuman yang jelas dan tegas.

pacaran ala remaja sekarang

Remaja adalah individu yang masih mencari jati diri. Mereka sangat rawan akan pengaruh negatif dari lingkungannya. Oleh karena itu peran orangtua ketika anak menginjak usia remaja sangat krusial. Sekarang ini, remaja sangat berbeda dengan remaja jaman dulu. Selain karena faktor jaman, pengaruh lingkungan yang mudah sekali memberikan kemudahan; membuat mereka menjadi individu-individu yang lemah, manja dan terlalu cepat menyerah. Semangat yang mendarah daging dari kakek neneknya terhambat oleh pengaruh lingkungan yang kejam. Tanpa arahan dan petunjuk dari orangtuanya, mereka tak akan bisa keluar dari lubang jarum yang siap menerkap. Sayangnya, orangtua yang mempunyai pengaruh penting bagi kelangsungan hidup anaknya; kurang bisa memainkan peran dengan baik. Orangtua kadang kala membandingkan keadaan mereka ketika masih kecil dengan keadaan anaknya sekarang. Padahal banyak sekali perbedaan situasi ketika dulu dengan sekarang. Mulai dari hal yang kecil, seperti sikap kritis yang ditunjukkan anak di awal perkembangan; sampai hal yang besar, seperti sikap berontak anak di masa remajanya.
Orangtua juga sering kali membandingkan anaknya dengan anak orang lain yang lebih pintar, penurut, alim dan sopan. Padahal, sesuai dengan amanat Kak Seto, pemerhati anak numero uno or number one plus konsep multiple intelligence: setiap anak unik dan mempunyai kelebihannya masing-masing; orangtua sebaiknya tidak menjadikan anak mereka seperti anak orang lain. Mereka boleh berharap lebih tetapi jangan memaksa mereka menjadi seperti yang orangtua inginkan. Orangtua harus bisa bersikap bijaksana. Orangtua harus bisa menjadi sosok yang dekat dan tahu segala hal tentang anaknya. Biarkan mereka menjadi dirinya sendiri. Berilah mereka kesempatan untuk bertanggung jawab dan mengetahui resiko yang akan diterima. Dengan memahami karakter dan situasi yang anak hadapi, insya Allah orangtua akan membantu anaknya mencari jati diri mereka sebenarnya menjelang usia remaja.
Remaja sekarang lebih rawan terkena dampak negatif dari lingkungan. Lemahnya benteng pertahanan mereka serta semakin gencarnya media massa, baik elektronik maupun cetak, melahirkan generasi-generasi pemimpi yang tak mau bangun dari mimpinya. Oleh karena itu, selain peran orangtua yang cukup krusial dalam mengarahkan anaknya; peran media massa juga turut andil di dalamnya. Bagaimana kita menyikapi fenomena seperti itu? Pertanyaan seperti itulah (how) yang seharusnya lebih di tekankan untuk di bahas daripada menguak tertalu banyak (why). Dengan berorientasi dengan cara menanggani bukan menguak kembali latar belakang masalah, kenakalan remaja akan sedikit demi sedikit terobati. Dengan memaksimalkan peran orangtua dan guru dalam mendidik remaja serta meminimalisir pengaruh negatif lingkungan sekitar, remaja akan terselamatkan dari sihir dunia yang menyesatkan. Dan untuk kedepannya, masa depan generasi penerus bangsa akan juga terjaga. Jika keadaan seperti ini, dunia akan terlindungi dari kehancuran yang di sebabkan oleh manusia itu sendiri.
Jadi, menjawab pertanyaan yang dijadikan judul di atas; level kenakalan remaja saat ini apakah biasa atau luar biasa tergantung bagaimana kita menyikapinya. Jika kita menyikapi keadaan tersebut dengan terus menerus menanyakan ’why’, maka level kenakalan remaja akan menjadi luar biasa. Hal ini dikarenakan karena kita terlalu sibuk mencari dan mencari penyebabnya sehingga lupa bagaimana cara mengatasinya. Sedangkan jika kita menyikapi kenakalan ABG dengan membuat langkah-langkah antisipasi serta penanggulangan secara cepat dan tanggap, maka level kenakalan tersebut akan menjadi biasa saja.

kenakalan remaja

Remaja adalah individu yang masih mencari jati diri. Mereka sangat rawan akan pengaruh negatif dari lingkungannya. Oleh karena itu peran orangtua ketika anak menginjak usia remaja sangat krusial. Sekarang ini, remaja sangat berbeda dengan remaja jaman dulu. Selain karena faktor jaman, pengaruh lingkungan yang mudah sekali memberikan kemudahan; membuat mereka menjadi individu-individu yang lemah, manja dan terlalu cepat menyerah. Semangat yang mendarah daging dari kakek neneknya terhambat oleh pengaruh lingkungan yang kejam. Tanpa arahan dan petunjuk dari orangtuanya, mereka tak akan bisa keluar dari lubang jarum yang siap menerkap. Sayangnya, orangtua yang mempunyai pengaruh penting bagi kelangsungan hidup anaknya; kurang bisa memainkan peran dengan baik. Orangtua kadang kala membandingkan keadaan mereka ketika masih kecil dengan keadaan anaknya sekarang. Padahal banyak sekali perbedaan situasi ketika dulu dengan sekarang. Mulai dari hal yang kecil, seperti sikap kritis yang ditunjukkan anak di awal perkembangan; sampai hal yang besar, seperti sikap berontak anak di masa remajanya.
Orangtua juga sering kali membandingkan anaknya dengan anak orang lain yang lebih pintar, penurut, alim dan sopan. Padahal, sesuai dengan amanat Kak Seto, pemerhati anak numero uno or number one plus konsep multiple intelligence: setiap anak unik dan mempunyai kelebihannya masing-masing; orangtua sebaiknya tidak menjadikan anak mereka seperti anak orang lain. Mereka boleh berharap lebih tetapi jangan memaksa mereka menjadi seperti yang orangtua inginkan. Orangtua harus bisa bersikap bijaksana. Orangtua harus bisa menjadi sosok yang dekat dan tahu segala hal tentang anaknya. Biarkan mereka menjadi dirinya sendiri. Berilah mereka kesempatan untuk bertanggung jawab dan mengetahui resiko yang akan diterima. Dengan memahami karakter dan situasi yang anak hadapi, insya Allah orangtua akan membantu anaknya mencari jati diri mereka sebenarnya menjelang usia remaja.
Remaja sekarang lebih rawan terkena dampak negatif dari lingkungan. Lemahnya benteng pertahanan mereka serta semakin gencarnya media massa, baik elektronik maupun cetak, melahirkan generasi-generasi pemimpi yang tak mau bangun dari mimpinya. Oleh karena itu, selain peran orangtua yang cukup krusial dalam mengarahkan anaknya; peran media massa juga turut andil di dalamnya. Bagaimana kita menyikapi fenomena seperti itu? Pertanyaan seperti itulah (how) yang seharusnya lebih di tekankan untuk di bahas daripada menguak tertalu banyak (why). Dengan berorientasi dengan cara menanggani bukan menguak kembali latar belakang masalah, kenakalan remaja akan sedikit demi sedikit terobati. Dengan memaksimalkan peran orangtua dan guru dalam mendidik remaja serta meminimalisir pengaruh negatif lingkungan sekitar, remaja akan terselamatkan dari sihir dunia yang menyesatkan. Dan untuk kedepannya, masa depan generasi penerus bangsa akan juga terjaga. Jika keadaan seperti ini, dunia akan terlindungi dari kehancuran yang di sebabkan oleh manusia itu sendiri.
Jadi, menjawab pertanyaan yang dijadikan judul di atas; level kenakalan remaja saat ini apakah biasa atau luar biasa tergantung bagaimana kita menyikapinya. Jika kita menyikapi keadaan tersebut dengan terus menerus menanyakan ’why’, maka level kenakalan remaja akan menjadi luar biasa. Hal ini dikarenakan karena kita terlalu sibuk mencari dan mencari penyebabnya sehingga lupa bagaimana cara mengatasinya. Sedangkan jika kita menyikapi kenakalan ABG dengan membuat langkah-langkah antisipasi serta penanggulangan secara cepat dan tanggap, maka level kenakalan tersebut akan menjadi biasa saja.

remaja sekarang 32% pernah bersetubuh

Kehidupan ini makin hari makin memperhatinkan, karena banyaknya remaja putri kita yang tidak perawan lagi, apalagi di kota besar seperti Jakarta ini. Hubungan intim yang seharusnya dilakukan pada saat sudah menikah nantinya tetapi banyak juga yang melanggar prinsip tersebut, malah ada anekdot yang mengatakan jaman sekarang susah buat cari perempuan yang “Enggak Second” yaitu yang benar-benar masih perawan.

Saat ini ada 32% remaja SMP dan SMA sudah pernah melakukan ML (Make Love) pra nikah dan 20% remaja putri sudah pernah melakukan aborsi (Data MetroTV, Jumat 21 Mei 2010).

Malah seorang sahabat mengatakan, ”Survey terbaru: 80% remaja putri menyerahkan keperwanannya pada malam Tahun baru.”

Dari dialog malam MetroTV, Jumat 21 Mei 2010, tergambar salah seorang remaja putri “Sally” nama samaran, Dia mengatakan, ”Sudah melakukan hubungan intim dengan pacarnya sejak umur 17 tahun,” sekarang Dia telah berumur 18 tahun. Yang membuat kita prihatin adalah dalam pengakuaannya “Sally” dalam satu tahun terakhir ini, telah melakukan hubungan intim (free sex) dengan 3 orang laki-laki lainnya karena alasan pemenuhan hajat ekonominya, sedangkan dengan pacarnya adalah karena alasan suka sama suka.

Bahaya penyakit HIV/AIDS yang belum ada obatnya makin hari makin memakan korban saja, memang sih menurut pengakuan “Sally”. Dia memakai alat kontrasepsi yang diberikan oleh pacarnya maupun laki-laki lainnya yang berhubungan intim dengan dirinya dan yang mengejutkan adalah teman-teman ‘Sally”, yang sebagian besar seumuran dengan Dia melakukan Free Sex yang sama, umurnya bervariasi ada yang sejak umur 16 tahun, 17 tahun dan 18 tahun. Intinya adalah jangan free sex, berbahaya itu, dosa besar dan banyak dampak buruk lainnya.

Statistik Aborsi di Indonesia

Frekuensi terjadinya aborsi sangat sulit dihitung secara akurat, karena aborsi buatan sangat sering terjadi tanpa dilaporkan – kecuali jika terjadi komplikasi, sehingga perlu perawatan di Rumah Sakit. Akan tetapi, berdasarkan perkiraan dari BKBN, ada sekitar 2.000.000 kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Berarti ada 2.000.000 nyawa yang dibunuh setiap tahunnya secara keji tanpa banyak yang tahu.

Jumlah kematian karena aborsi melebihi kematian perang manapun. Menurut data statistik mengenai kasus aborsi di luar negeri khususnya di Amerika dikumpulkan oleh dua badan utama, yaitu Federal Centers for Disease Control (CDC) dan Alan Guttmacher Institute (AGI).

Hasil pendataan mereka menunjukkan bahwa jumlah nyawa yang dibunuh dalam kasus aborsi di Amerika yaitu hampir 2 juta jiwa lebih banyak dari jumlah nyawa manusia yang dibunuh dalam perang manapun dalam sejarah negara itu.

Sebagai gambaran, jumlah kematian orang Amerika dari tiap-tiap perang adalah:

1. Perang Vietnam – 58.151 jiwa

2. Perang Korea – 54.246 jiwa

3. Perang Dunia II – 407.316 jiwa

4. Perang Dunia I – 116.708 jiwa

5. Civil War (Perang Sipil) – 498.332 jiwa

Secara total, dalam sejarah dunia, jumlah kematian karena aborsi jauh melebihi jumlah orang yang meninggal dalam semua perang jika digabungkan sekaligus. Jumlah kematian karena aborsi melebihi semua kecelakaan. Menurut James K. Glassman dari The Washington Post pada tahun 1996, jumlah kematian akibat aborsi 10 kali lebih banyak daripada semua kecelakaan yang masih ditambah kasus bunuh diri maupun pembunuhan.

Data kecelakaan di Amerika menunjukkan:

1. Kecelakaan karena jatuh – 12.000

2. Kecelakaan karena tenggelam – 4.000

3. Kecelakaan karena keracunan – 6.000

4. Kecelakaan mobil – 40.000

5. Bunuh diri – 30.000

6. Pembunuhan – 25.000

Jumlah kematian karena aborsi selalu melebihi kematian karena kecelakaan, bunuh diri ataupun pembunuhan – di seluruh dunia. Jumlah kematian karena aborsi melebihi segala penyakit Daniel S. Green dari Washington Post mengatakan bahwa pada tahun 1996, di Amerika setiap tahun ada 550.000 orang yang meninggal karena kanker dan 700.000 meninggal karena penyakit jantung.

Jumlah ini tidak seberapa dibandingkan jumlah kematian karena aborsi yang mencapai hampir 2 juta jiwa di negara itu. Secara keseluruhan, di seluruh dunia, aborsi adalah penyebab kematian yang paling utama dibandingkan kanker maupun penyakit jantung.

Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawabkan terhadap 4 wanita ini: Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya, maka dari itu didiklah dan ajarkan putra dan putri kita, dengan baik dan benar khususnya anak Perempuan, karena ada pepatah mengatakan, “Buah kelapa jika jatuh tidak mungkin jauh dengan pohonnya.”

Kasihan sekali para remaja kita, tubuh dan pikirannya mendorong begitu keras tentang sex dan bunga-bunga cinta tetapi di sisi lain di bertentangan dengan etika-etika karena mereka masih kecil, sungguh menderitanya mereka.

Pemerintah harusnya menyediakan fasilitas dan tempat-tempat untuk pelajar menyalurkan hobby yang kreatif dan berguna untuk negara. Bila perlu beri dan kasih penghargaan hasil karya mereka, jadi pelajar saling berlomba menghasilkan dan tidak ada waktu lagi untuk memikirkan free sex atau aktifitas-aktivitas yang negatif lainnya, pada intinya adalah bagaimana membuat pelajar tersebut sibuk dengan kegemaran/hobi mereka yang bermanfaat bagi orang lain.

Bagaimana sex bebas tidak bermasyarakat bila perkenalannya sudah dimulai dari iklan, film, sinetron, media cetak, bahkan lewat lagu ada juga. Baik-baiklah dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis agar tidak terjerumus kedalam perilaku sex bebas bentengi dengan agama yang kuat agar terhindar dari godaan setan.(*)

kolaborasi gaya hidup remaja,sastra,media dan internet

Sastra bagi remaja perkotaan bukanlah sastra yang terwakili oleh para sastrawan dari generasi Putu Wijaya sampai Linda Christanty sekalipun.
Sastra bagi remaja perkotaan juga bukanlah sastra koran, majalah sastra seperti Horison, maupun jurnal-jurnal kebudayaan yang memuat cerpen, puisi, dan esai-esai serius. Sastra remaja perkotaan adalah sastra pergaulan yang terekspresikan dalam medium-medium baru yang melekat pada gaya hidup mereka. Sastra remaja perkotaan saat ini adalah sesuatu yang sama sekali terlepas dari mata rantai sejarah sastra sebelumnya. Sejarah sastra yang saya maksud adalah sejarah sastra resmi versi para kritikus, teoritisi, akademisi dan para sastrawan sendiri. Sejarah sastra resmi ini sama halnya dengan sejarah pada umumnya yang berpihak pada kepentingan kekuasaan tertentu dengan muatan subjektivitas yang juga kental di dalam historiografi-nya. Dalam konteks remaja perkotaan secara riil, sebenarnya apa yang disebut mainstream sastra itu bahkan tidak eksis. Ada gap yang sangat jauh antara sastra dan kehidupan riil remaja perkotaan sekarang.
Medium-medium ekspresi kesusasteraan dalam gaya hidup remaja perkotaan sekarang kurang lebih merupakan sebuah dekonstruksi terhadap medium ekspresi sebelumnya yang terjadi sebagai akibat dari perkembangan teknologi. Pretensi menulis sebuah karya sastra tidak lagi dilandasi oleh motivasi mimpi-mimpi besar, ide-ide pemberontakan, maupun pemikiran-pemikiran jenial untuk mengubah dunia. Remaja perkotaan sekarang cukup menulis di blog mereka tentang hal-hal personal keseharian yang remeh-temeh, mengirim sms romantis pada pacarnya, atau menciptakan syair lagu cinta yang juga sederhana saja. Itulah medium-medium ekspresi sastra remaja perkotaan sekarang. Di sisi lain para penulis generasi “tua” tetap asyik dengan mimpi-mimpi, keyakinan, arogansi, dan ide-ide besar untuk melahirkan sebuah magnum opus dalam “sejarah” kepenulisan mereka. Tanpa sadar, gap yang ada semakin curam dan dalam, mengingatkan kita pada kritik-kritik berpuluh tahun silam tentang ivory tower-nya para sastrawan dan seniman secara keseluruhan.
Tentu masalahnya memang tak bisa dilepaskan dari “nilai-nilai, kriteria, teori-teori” tentang apa yang disebut dan dianggap sebagai “sastra”. Hal ini pun adalah persoalan lama yang terus menggantung tanpa penyelesaian. Bagi sejumlah sastrawan, sebut misalnya Seno Gumira Ajidarma, Sapardi Djoko Damono, atau Budi Darma, apa yang disebut dan dianggap sebagai “kriteria dan nilai-nilai” sastra adalah relatif dan subjektif. Pandangan ini memberi ruang kebebasan yang luas untuk menganggap dan menyebut apa itu karya sastra. Di lain pihak, masih banyak sastrawan dan kritikus yang berpegang pada teori-teori baku yang entah apa atau entah yang mana untuk mengategorisasikan sebuah karya sebagai “sastra”. Pandangan inilah yang kemudian mungkin membuat buku-buku semacam ensiklopedi sastra Indonesia tidak pernah lengkap dan utuh. Di buku-buku itu pastilah tidak pernah ada nama Agni Amorita Dewi misalnya, penulis cerpen remaja generasi tahun 80-an yang kerap mengisi lembar cerpen di berbagai majalah remaja dan pernah pula menjadi pemenang lomba cerber Femina. Di buku-buku itu pastilah tidak akan ada nama Raditya Dika atau Aditya Mulya, dua novelis muda masa kini yang penggemarnya menyebar di kalangan remaja perkotaan seluruh Indonesia. Dan di buku-buku itu juga tidak pernah ada nama FX Rudy Gunawan, penulis cerpen, esai, dan novel yang karya-karyanya juga kerap dimuat di sastra koran (non-Kompas) dan puluhan bukunya telah diterbitkan.
Ini adalah sebuah stagnansi yang ironis. Generasi remaja sekarang merasa tidak ada perlunya membaca karya sastra adiluhung yang tidak connect dengan kehidupan riil mereka. Telah terjadi sebuah perubahan paradigma yang tidak pernah diantisipasi oleh para sastrawan. Program sastra masuk sekolah mungkin merupakan sebuah upaya yang pernah dilakukan untuk menjembatani gap atau mencairkan stagnansi ini. Tapi karena frame yang dibawa adalah “mindset lama” dan yang dilakukan dengan “cara lama” pula, maka bisa dikatakan upaya ini kurang membuahkan hasil. Sejumlah SMA yang didatangi mungkin jadi lebih mengenal sastrawan-sastrawan dan karya-karyanya, tapi hanya sebatas itulah hasilnya. Padahal yang dibutuhkan sekarang adalah menciptakan generasi baru pecinta sastra dan menumbuhkan iklim atau atmosfir yang subur bagi lahirnya generasi penulis sastra yang baru, segar, dan sama sekali berbeda.
Dalam gaya hidup remaja perkotaan sekarang, film dan musiklah yang paling populer sebagai bagian dari kehidupan kesenian dan kebudayaan mereka. Ini terbukti dari suksesnya novel-novel adaptasi film yang digagas dan diterbitkan oleh penerbit spesialis novel remaja, GagasMedia. Hampir semua novel adaptasi film-film nasional terjual puluhan ribu kopi dalam hitungan bulan saja. Genre novel ini telah berhasil menjadi bagian dari gaya hidup remaja perkotaan berkat kolaborasi antara dunia film dan dunia sastra. Kolaborasi berarti sebuah persinggungan yang nyata dengan kehidupan. Kolaborasi menjadi sebuah pola untuk mencairkan stagnansi dan melahirkan karya yang “membumi”. Sebuah contoh kolaborasi ideal dari dunia musik adalah grup rock gaek Santana yang berkolaborasi dengan penyanyi remaja popular dalam tiga album terakhir mereka yang dirilis beberapa tahun belakangan. Kesadaran Santana sebagai grup yang melegenda untuk tetap tune in dengan perkembangan zaman sungguh sebuah kerendahan hati yang patut diteladani di dunia sastra kita.
Sastra seharusnya menjadi bagian dari gaya hidup remaja perkotaan karena sastra seharusnya menjadi bagian dari kehidupan nyata termasuk kehidupan sehari-hari dengan segala tetek-bengek persoalannya yang mungkin cengeng, menyebalkan, dan tidak mutu. Tapi atas dasar apa seseorang berhak men-judge seperti itu terhadap kenyataan hidup yang nyata? Atas dasar apa seseorang atau sejumlah orang berhak menghakimi sebuah karya? Tiada satu dasar pun yang bisa membenarkan sikap-sikap seperti itu. Sebaliknya, justru pengikisan terhadap sikap-sikap seperti inilah yang akan mampu mengintegrasikan sastra dalam gaya hidup remaja perkotaan.
Gaya Hidup Remaja dan Media
Semua jenis media, baik itu Internet, televisi, film, musik, maupun majalah, berpengaruh besar terhadap gaya hidup kita masa kini. Kebanyakan media menginformasikan tentang gaya hidup remaja kota, yang notabene meniru gaya hidup modern. Maka, tidak heran jika kita digiring menjadi sangat konsumtif.
Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Kita sebagai remaja mulai mencari gaya hidup yang pas dan sesuai dengan selera. Kita juga mulai mencari seorang idola atau tokoh identifikasi yang bisa dijadikan panutan, baik dalam pencarian gaya hidup, gaya bicara, penampilan, dan lain-lain. Imbasnya banyak kita jumpai teman-teman dengan berbagai atributnya yang sebenarnya mereka hanya meniru-niru saja. Sadar tidak sih kalau saat ini banyak sekali sinetron remaja yang menawarkan life style baru? Para bintang muda yang digandrungi ternyata mampu mengubah style remaja.
Pada masa remaja pengaruh idola memang sangat kuat. Idola atau tokoh akan mengendalikan hidup kita yang mungkin tanpa kita sadari. Nah, di sinilah media
Namun, apakah benar bahwa media sedemikian buruk pengaruhnya bagi remaja? Sebenarnya tidak seratus persen demikian. Hal ini menjadi tantangan bagi kita untuk memilah-milah atau selektif terhadap pesan yang disampaikan oleh media. Karena, tidak bisa dimungkiri bahwa keberadaan media mutlak diperlukan. Karena, pada suatu sisi media memungkinkan kita untuk tahu beragam informasi, berita, penemuan, dan hal-hal baru. Atau bisa disimpulkan bahwa sebenarnya hadirnya media berpengaruh positif dan juga negatif.
Keberadaan media memang tidak lepas dari kepentingan pasar. Dengan demikian, kalau kita tidak selektif terhadap pesan media, kita akan menjadi korban media. tidak salah memang ketika kita membeli sebuah produk berdasarkan informasi dari media. Namun, yang perlu diingat, seberapa perlu produk yang kita beli itu bagi diri kita. Apakah kita memang membutuhkan produk itu ataukah karena kita terpengaruh oleh iming-iming yang disampaikan oleh media.
Remaja : Jangan memaksakan diri
tidak ada salahnya memang untuk tampil menarik seperti yang banyak diiklankan di media, dengan sebagian produk yang ditawarkan untuk membantu mewujudkan impian itu. Juga merupakan sesuatu yang wajar untuk pergi berbelanja membeli barang-barang kesukaan. Namun, yang mesti kita ingat, jangan memaksakan diri. Kalau kita ikuti perkembangan mode pakaian, misalnya, kalau tidak pantas, ya tidak usah dibeli, sebaiknya kita sesuaikan dengan diri kita. Singkatnya sih tidak harus mengikuti tren yang ada, tetapi yang penting nyaman di tubuh kita. Pokoknya yang penting kita percaya diri, nyaman dengan diri sendiri, menerima apa adanya, love yourself. Bahkan, akan lebih oke lagi kalau kita bisa menunjukkan kelebihan-kelebihan kita yang lain.
Nah, jelaskan? Media memang punya dampak positif dan negatif. Kita harus arif menyikapinya. Cara gampang adalah mengenali diri kita sendiri dan mengenali apa yang menurut kita sangat penting. Mengenali apa yang kita sukai, apa yang bisa kita toleransi dari orang lain dan hal-hal yang membuat kita merasa mantap. Kalau setelah kita renungkan semua berbeda dari apa yang benar versi media, itu artinya kita harus segera ambil strategi. So, jangan menelan secara mentah-mentah apa yang diinformasikan media sehingga tidak begitu saja menjadi korban media.

masalah dan solusi remaja di sekolah

Sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional remaja di sekolah menegah (SLTP/ SLTA). Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan melalui media massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan para remaja sekarang. Dari segi fisik, para remaja sekarang juga cukup terpelihara dengan baik sehingga mempunyai ukuran tubuh yang sudah tampak dewasa, tetapi mempuyai emosi yang masih seperti anak kecil. Terhadap kondisi remaja yang demikian, banyak orang tua yang tidak berdaya berhadapan dengan masalah membesarkan dan mendewasakan anak-anak di dalam masyarakat yang berkembang begitu cepat, yang berbeda secara radikal dengan dunia di masa remaja mereka dulu.
Masalah Remaja Di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SLTP/ SLTA selalu mendapat banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku. Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah.
  1. Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
  2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder). Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
  3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di sekolah menegah (SLTP/SLTA).
  4. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder). Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.
  5. Attention Deficit Hyperactivity disorder, yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.
Peranan Lembaga Pendidikan Untuk tidak segera mengadili dan menuduh remaja sebagai sumber segala masalah dalam kehidupan di masyarakat, barangkali baik kalau setiap lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) mencoba merefleksikan peranan masing-masing.
Pertama, lembaga keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama.
Kehidupan kelurga yang kering, terpecah-pecah (broken home), dan tidak harmonis akan menyebebkan anak tidak kerasan tinggal di rumah. Anak tidak mersa aman dan tidak mengalami perkembangan emosional yang seimbang. Akibatnya, anak mencari bentuk ketentraman di luar keluarga, misalnya gabung dalam group gang, kelompok preman dan lain-lain. Banyak keluarga yang tak mau tahu dengan perkembangan anak-anaknya dan menyerahkan seluruh proses pendidikan anak kepada sekolah. Kiranya keliru jika ada pendapat yang mengatakan bahwa tercukupnya kebutuhan-kebutuhan materiil menjadi jaminan berlangsungnya perkembangan kepribadian yang optimal bagi para remaja.
Kedua, bagaimana pembinaan moral dalam lembaga keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kontras tajam antara ajaran dan teladan nyata dari orang tua, guru di sekolah, dan tokoh-tokoh panutan di masyarakat akan memberikan pengaruh yang besar kepada sikap, perilaku, dan moralitas para remaja. Kurang adanya pembinaan moral yang nyata dan pudarnya keteladanan para orangtua ataupun pendidik di sekolah menjadi faktor kunci dalam proses perkembangan kepribadian remaja. Secara psikologis, kehidupan remaja adalah kehidupan mencari idola. Mereka mendambakan sosok orang yang dapat dijadikan panutan. Segi pembinaan moral menjadi terlupakan pada saat orang tua ataupun pendidik hanya memperhatikan segi intelektual. Pendidikan disekolah terkadang terjerumus pada formalitas pemenuhan kurikulum pendidikan, mengejar bahan ajaran, sehingga melupakan segi pembinaan kepribadian penanaman nilai-nilai pendidikan moral dan pembentukan sikap.
Ketiga, bagaimana kehidupan sosial ekonomi keluarga dan masyarakat apakah mendukung optimalisasi perkembangan remaja atau tidak.
Saat ini, banyak anak-anak di kota-kota besar seperti Jakarta sudah merasakan kemewahan yang berlebihan. Segala keinginannya dapat dipenuhi oleh orangtuanya. Kondisi semacam ini sering melupakan unsur-unsur yang berkaitan dengan kedewasaan anak. Pemenuhan kebutuhan materiil selalu tidak disesuaikan dengan kondisi dan usia perkembangan anak. Akibatnya, anak cenderung menjadi sok malas, sombong, dan suka meremehkan orang lain.
Keempat, bagaimana lembaga pendidikan di sekolah dalam memberikan bobot yang proposional antara perkembangan kognisi, afeksi, dan psikomotor anak.
Akhir-akhir ini banyak dirasakan beban tuntutan sekolah yang terlampau berat kepada para peserta didik. Siswa tidak hanya belajar di sekolah, tetapi juga dipaksa oleh orangtua untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan mengikuti les tambahan di luar sekolah. Faktor kelelahan, kemampuan fisik dan kemampuan inteligensi yang terbatas pada seorang anak sering tidak diperhitungkan oleh orangtua. Akibatnya, anak-anak menjadi kecapaian dan over acting, dan mengalami pelampiasan kegembiraan yang berlebihan pada saat mereka selesai menghadapi suasana yang menegangkan dan menekan dalam kehidupan di sekolah.
Kelima, bagaimana pengaruh tayangan media massa baik media cetak maupun elektronik yang acapkali menonjolkan unsur kekerasan dan diwarnai oleh berbagai kebrutalan.
Pengaruh-pengaruh tersebut maka munculah kelompok-kelompok remaja, gang-gang yang berpakaian serem dan bertingkah laku menakutkan yang hampir pasti membuat masyarakat prihatin dan ngeri terhadap tindakan-tindakan mereka. Para remaja tidak dipersatukan oleh suatu identitas yang ideal. Mereka hanya himpunan anak-anak remaja atau pemuda-pemudi, yang malahan memperjuangkan sesuatu yang tidak berharga (hura-hura), kelompok yang hanya mengisi kekosongan emosional tanpa tujuan jelas.
Apa Jalan Keluar Kita?
Siswa-siswi SLTP/SLTA adalah siswa-siswi yang berada dalam golongan usia remaja, usia mencari identitas dan eksistensi diri dalam kehidupan di masyarakat. Dalam proses pencarian identitas itu, peran aktif dari ketiga lembaga pendidikan akan banyak membantu melancarkan pencapaian kepribadian yang dewasa bagi para remaja. Ada beberapa hal kunci yang bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan.
Pertama, memberikan kesempatan untuk mengadakan dialog untuk menyiapkan jalan bagi tindakan bersama.
Sikap mau berdialog antara orangtua, pendidik di sekolah, dan masyarakat dengan remaja pada umumnya adalah kesempatan yang diinginkan para remaja. Dalam hati sanubari para remaja tersimpan kebutuhan akan nasihat, pengalaman, dan kekuatan atau dorongan dari orang tua. Tetapi sering kerinduan itu menjadi macet bila melihat realitas mereka dalam keluarga, di sekolah ataupun dalam lingkungan masyarakat yang tidak memungkinkan karena antara lain begitu otoriter dan begitu bersikap monologis. Menyadari kekurangan ini, lembaga-lembaga pendidikan perlu membuka kesempatan untuk mengadakan dialog dengan para remaja, kaum muda dan anak-anak, entah dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Kedua, menjalin pergaulan yang tulus.
Dewasa ini jumlah orang tua yang bertindak otoriter terhadap anak-anak mereka sudah jauh berkurang. Namun muncul kecenderungan yang sebaliknya, yaitu sikap memanjakan anak secara berlebihan. Banyak orang tua yang tidak berani mengatakan tidak terhadap anak-anak mereka supaya tidak dicap sebagai orangtua yang tidak mempercayai anak-anaknya, untuk tidak dianggap sebagai orangtua kolot, konservatif dan ketinggalan jaman.
Ketiga, memberikan pendampingan, perhatian dan cinta sejati.
Ada begitu banyak orangtua yang mengira bahwa mereka telah mencintai anak-anaknya. Sayang sekali bahwa egoisme mereka sendiri menghalang-halangi kemampuan mereka untuk mencintaianak secara sempurna. “Saya telah memberikan segala-galanya”, itulah keluhan seorang ibu yang merasa kecewa karena anak-anaknya yang ugal-ugalan di sekolah dan di masyarakat. Anak saya anak yang tidak tahu berterima kasih, katanya.
Yang perlu dipahami bahwa setiap individu memerlukan rasa aman dan merasakan dirinya dicintai. Sejak lahir satu kebutuhan pokok yang yang pertama-tama dirasakan manusia adalah kebutuhan akan “kasih sayang” yang dalam masa perkembangan selanjutnya di usia remaja, kasih sayang, rasa aman, dan perasaan dicintai sangat dibutuhkan oleh para remaja. Dengan usaha-usaha dan perlakuan-perlakuan yang memberikan perhatian, cinta yang tulus, dan sikap mau berdialog, maka para remaja akan mendapatkan rasa aman, serta memiliki keberanian untuk terbuka dalam mengungkapkan pendapatnya.
Lewat kondisi dan suasana hidup dalam keluarga, lingkungan sekolah, ataupun lingkungan masyarakat seperti di atas itulah para remaja akan merasa terdampingi dan mengalami perkembangan kepribadian yang optimal dan tidak terkungkung dalam perasaan dan tekanan-tekanan batin yang mencekam. Dengan begitu gaya hidup yang mereka tampilkan benar-benar merupakan proses untuk menemukan identitas diri mereka sendiri yang sebenarnya.

tips berhemat ala anak kost

Anak kos (dalam hal ini mahasiswa), selalu dicerminkan sebagai orang yang hidupnya merantau dan selalu saja merasa kurang. Dengan istilah yang sudah melekat tersebut, belum lengkap rasanya kalau kita belum katakan bahwa anak kost adalah sebagai insan yang mandiri dan kebanyakan hanya mengharap kiriman dari orang tua.

Walaupun kiriman bulanan berlebih, namun selalu saja terasa kurang bagi seorang anak kos, mungkin karena merasa duit yang didapatnya tiap bulan bukan hasil keringat sendiri:D, Namun ini tidak selalu seperti itu, ada pula yang berusaha bekerja keras membanting tulang demi membiayai kuliahnya.Keuangan semakin akhir bulan semakin mencekik. Awal bulan makan steak chiken double di Waroeng Steack, akhir bulan mulai terjepit dan terhimpit, lihat uang di dompet sudah sangat tipis, terpaksa makan tahu tempe melulu. Permasalahannya, kemanakah duit bulanan yang seharusnya cukup tapi ternyata selalu terasa kurang? Mungkin anda dapat mengetahuinya melalui tips berhemat di bawah ini.
1. Kebutuhan Bulanan. Telah menjadi rutinitas bulanan berbelanja ke supermarket maupun swalayan terdekat untuk membeli kebutuhan bulanan seperti pasta gigi, sabun mandi, tisu, sabun cuci, aqua galon dll. Dalam membeli kebutuhan bulanan hal yang sangat peru diperhatikan adalah harga barang, sebelum membeli buatlah daftar list barang apa saja yang ingin di beli dan berapa target duit yang akan dikeluarkan, hal ini dimaksudkan agar kegiatan belanja lebih terkonsentrasi, sehingga kebutuhan-kebutuhan yang kurang perlu dapat kita hendel dahulu. Selain itu masalah harga pun perlu di pertimbangkan, untuk apa membeli tisu dengan harga mahal kalau cuman buat bersihin noda, atau buat apa kita beli sabun mandi cair kalau masih ada sabun batangan yang lebih murah:D
2. Hair Style. ada apa dengan rambut? apa hubungannya dengan berhemat? Kalo dilihat dan diperhatikan, gaya rambut juga berpengaruh terhadap pengeluaran. Gaya rambut panjang apalagi kribo menjulang seperti menara:D akan sangat membutuhkan sampo dalam intensitas lebih tinggi dibandingkan dengan model rambut cepak ataupun gundul, sehingga satu minggu saja sampo botolan di kamar mandi sudah habis, belum lagi kutu dan masalah kebesihannya, sehingga akan mengeluarkan duit lebih untuk membeli obat pembasmi kutu:D. Menurut saya gaya rambut agak botak atau istilah kerennya cepak keliatan lebih rapi dan intelectual looking serta membantu dalam menghemat biaya untuk membeli sampo dan perawatan rambut, tidak usah kawatir akan masalah kutu, soalnya kutunya keliatan jadi bisa di tangkap:))
3. Mandi. mandi? kok jadi larinya ke mandi sich?. Mandi berhubungan dengan sabun, dan sabun berhubungan dengan pengeluaran, semakin banyak kita mandi, semakin banyak pula intensitas sabun yang di keluarkan:D. Saya melihat kebiasaan anak-anak kos yang males mandi, apalagi sedang liburan atau sedang tidak ada kegiatan kuliah, mungkin seharian badan tidak akan menyentuh air. Saya pikir itu adalah salah satu cara berhemat yang paling jorok:D.
4. Transportasi. Jalan-jalan mungkin perlu sewaktu-waktu, namun kalau setiap hari tentulah memerlukan ongkos bensin dan biaya jajan. Anak kos yang jalan kakai atau naik sepeda tentunya lebih hemat dibandingkan dengan anak kost yang menggunakan sepeda motor dari segi transportasi.
5. Makan. Jika kita tengok hadisnya Rasulullah “Makanlah jikala lapar dan berhentilah sebelum kenyang”, menurut saya itu juga merupakan salah satu langah dalam penghematan. Saya sering bertanya kepada teman-teman, berapaka kalikah mereka makan dalam satu hari, ada yang menjawab dua kali, ada juga yang menjawab tiga kali, ada pula yang menjawab jika lapar saja. Tentu saja makan dua kali akan lebih hemat daripada makan tiga kali, kalau makan jikala lapar sebenarnya relatif, kalau setiap jam laper kan jadinya boros

gaya kehidupan bebas ala remaja

Setelah kita memasuki era kehidupan dengan sistem komunikasi global, dengan kemudahan mengakses informasi baik melalui media cetak, TV, internet, komik,  media ponsel, dan DVD bajakan yang berkeliaran di masyarakat, tentunya memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan kita. Setiap fenomena yang ada dan terjadi di dunia, tentunya akan memberikan nilai positif sekaligus negatif. Sangat tergantung pada pola pikir dan landasan hidup pribadi masing-masing.
Setiap individu dari kita akan merasa senang dengan kehadiran produk atau layanan yang lebih canggih dan praktis. Tidak terkecuali teknologi internet yang telah merobohkan batas dunia dan media televisi yang menyajikan hiburan, informasi serta berita aktual. Begitu juga, handphone yang telah membantu komunikasi sesama manusia untuk kapan saja meskipun satu dengan yang lainnya berada di dunia Utara-Selatan atau belahan Timur – Laut.
Teknologi + Kebebasan – Edukasi = Kehancuran

Setiap teknologi memberikan efek positif dan negatif . Maraknya penggunaan ponsel telah menurunkan interaksi individu secara langsung. Hal ini akan cenderung membuat pola hidup manusia menjadi indivualistis. Dampak negatif ini tentunya dapat dikurangi bahkan dihindari jika saja si pengguna memiliki pemahaman/pengetahuan, etika dan sikap yang kuat (bijak-positif) untuk memanfaatkan sesuatu secara selektif dan tepat guna.
Inilah titik permasalahannya bagi anak dan remaja. Penyaring internal (pemahamam, etika dan sikap) anak dan remaja kita masih sangat rapuh. Di era kompleksitas arus kehidupan saat ini, orang tua (terutama di perkotaan) telah kehilangan daya mendidik dan membangun keluarga bagi anak-anaknya. Hal ini diperparah dengan maraknya “racun-racun” yang diterima oleh anak-anak kita saat ini. Adegan-adegan kekerasan, seksual, mistik, dan hedonisme di media TV, koran dan internet, serta sistem pendidikan sekolah yang gagal membangun karakter anak, telah menyerang anak-anak kita saat ini.
Di sisi lain, rendahnya regulasi dan law inforcement dari pemerintah dan aparaturnya, telah menyebabkan oknum-oknum perusak generasi muda kita “berkembang biak: secara pesat. KKN antara pihak penguasa dengan pengusaha dalam regulasi, publikasi dan distribusi media menyebabkan jutaan pemimpin masa depan Indonesia di ujung kepunahan. Sederet keprihatinan anak dan remaja saat ini seperti kenakalan remaja, pola hidup konsumtif-hedonistik, pergaulan bebas, rokok, narkoba, dan kecanduan game on line hampir menuju budaya “gaya hidup” remaja masa kini.
Teknologi tanpa filtrasi (perlu regulasi agar kebebasan tidak jebol) dan rapuhnya edukasi/karakter manusia mengakibatkan kehancuran bangsa.
Rokok, Narkoba, Seks, dan AIDS

Ditengah berita siswa-siswi berprestasi dalam ajang penelitian, olimpiade sains, seni dan olahraga, anak muda Indonesia saat ini terancam dalam masa chaos. Jutaan remaja kita menjadi korban perusahaan nikotin-rokok. Lebih dari 2 juta remaja Indonesia ketagihan Narkoba (BNN 2004) dan lebih 8000 remaja terdiagnosis pengidap AIDS (Depkes 2008). Disamping itu, moral anak-anak dalam hubungan seksual telah memasuki tahap yang mengawatirkan. Lebih dari 60% remaja SMP dan SMA Indonesia, sudah tidak perawan lagi. Perilaku hidup bebas telah meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat kita.
Berdasarkan hasil survei Komnas Perlindungan Anak bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di 12 provinsi pada 2007 diperoleh pengakuan remaja bahwa :
- Sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks.
- Sebanyak 62,7% anak SMP mengaku sudah tidak perawan.
- Sebanyak 21,2% remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi.
- Dari 2 juta wanita Indonesia yang pernah melakukan aborsi, 1 juta adalah remaja perempuan.
- Sebanyak 97% pelajar SMP dan SMA mengaku suka menonton film porno.
Pengakuan Siswi SMA, Beginikah Remaja Kita?

“Sekarang gue lagi jomblo. Sudah dua tahun putus. Sakit juga! Habis pacaran empat tahun, dan sudah kayak suami-istri. Dulu, tiap kali ketemu, gejolak seks muncul begitu saja. Terus ML (making love) deh. Biasanya kita lakuin kegiatan itu di hotel. Kadang di rumah juga, kalau orang rumah lagi pergi semua. Kalau rumah nggak lagi sepi ya paling cuma berani ciuman dan raba sana-sini. Buat gue, semua itu biasa. Gue nglakuinnya karena merasa yakin doi bakal jadi suami gue. Gue nggak takut dosa. Kan kita sama-sama mau, jadi nggak ada paksaan. Dosa terjadi kan kalau ada paksaaan. Gitu menurut gue!  Waktu putus, gue nggak nyesel sudah nglakuin itu, habis, mau gimana lagi! Santai saja! Tentang pendidikan seks, gue nggak pernah terima dari orangtua. Paling dari teman, majalah, buku, atau film”
Itulah penuturan Neila (samaran), pelajar kelas 3 sebuah SMA di Jakarta Timur, yang baru saja menjalani UAN. Tanpa beban, remaja manis bertubuh mungil ini menceritakan pengalamannya. Ia dan sang kekasih tahu harus melakukan apa supaya hubungan seks pranikah itu tidak membuatnya hamil.
Sampai saat ini, Neila yakin orangtuanya sama sekali tidak tahu perilaku putri keduanya itu. ”Gue nggak bakal ceritalah, bisa mati mendadak mereka. Teman malah ada yang tahu, tentu saja yang punya pengalaman sama,” katanya sambil memilin-milin rambutnya.

Menurutnya, ML di kalangan remaja sekarang bukan hal yang terlalu asing lagi. Malah, ada yang sengaja merayu pria dewasa yang bisa ditemui di mal dan tempat umum lain, untuk mendapatkan uang atau barang berharga, seperti telepon seluler model terbaru, jam tangan bermerek, baju, sepatu, tas, dan sebagainya.  ”Bukan profesi sih, cuma iseng. Hitung-hitung bisa buat gaya. Mending gue `kan, yang nglakuinnya cuma sama pacar dan bukan demi duit,” sergahnya.
Biarkan atau Bertindak?

Sudah seharusnya kita kembali ke akar budaya bangsa kita. Jauh sebelumnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki nilai akar (root value) budaya yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kesusilaan seperti tertuang dalam falsafah dan nilai Pancasila. Kondisi yang menimpa generasi muda saat ini, harus dibina dan dididik agar mereka menjadi pemimpin yang memiliki moralitas yang tinggi untuk membangun bangsa dan negaranya.
Semua pihak haruslah merasa bertanggung jawab atas kasus ini. Disamping orang tua, peran masyarakat sangatlah penting. Sistem pendidikan kita juga harus diubah. Jangan naikkan anggaran tanpa meningkatkan nilai yang sesungguhnya dari pendidikan. Pemerintah sudah seharusnya tegas melaksanakan undang-undang, dan para pengusaha, pedagang, dan web internet cobalah berhenti menyebarkan hal-hal yang merusak (karena generasi kita masih rapuh).
Hal-hal yang harusnya dilakukan:
- Pemerintah filtrasi tegas sinetron, film atau iklan  yang berisi kekerasan seksual, pergaulan bebas, mistis-religi, kekerasan-religi, ramalan serta judi.
- Menindak tegas para pelanggar UU Perlindungan Anak
- menfilter situs-situs porno di Indonesia. Hingga saat ini saja ada 6 Situs Porno yang Paling Banyak diakses di Indonesia
- Membangun Youth Centre, pusat pendidikan dan kreasi bagi remaja-remaja agar beraktivitas yang positif.
- Secara aktif mengontrol promosi (iklan) dan peredaran rokok.
- Memprioritaskan program pencegahan perdagangan anak, eksploitasi seksual komersial anak, dan narkoba.
- Edukasi pada masyarakat bahwa jangan mengasingkan anak-anak (yang menjadi korban), bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan mereka (material maupun moril).

remaja sekarang

Di era globalisasi yang sudah maju dan berkembang ini. Para remaja sekarang sudah banyak yang meninggalkan peraturan-peraturan, tradisi, juga nasihat-nasihat orang tua. Contohnya seperti remaja yang kebanyakan hidupnya di luar rumah , perlu dipertanyakan mengapa mereka lebih menyukiai hidup diluar rumah dibandingkan hidup didalam rumah sendiri ??
Mungkin jawabannya adalah faktor pergaulan yang bebas. Sebagian besar remaja sekarang itu sudah bergaul diluar batas layaknya budaya barat.Dan faktor lain yang menyebabakan remaja bosan dengan keadaan di rumah yaitu faktor keluarga yang kurang harmonis, dan kurangnya kasih sayang dari orang tua mereka.
Banyak orang tua yang mengeluhkan anak mereka yang memakai narkoba. juga salah satu dampak dari faktor-faktor yang telah disebutkan diatas. Para orang tua sangat mengkhawatirkan semua tingkah laku anak mereka. Sebaikanya para orang tua tidak harus keras mendidik anak-anak mereka karena menyebabkan anak-anak akan menjadi membangkang.

nongkrong??

Nongkrong? Mungkin itu adalah kata yang sangat lumrah bagi anak muda jaman sekarang. Kehidupan anak muda jaman sekarang sudah berbeda dari anak jaman dulu, ya contohnya seperti pergi ke mal bersama teman-teman ranpa sepengetahuan orang tua.
Bagi saya sendiri remaja merupakan masa yang menyenangkan karenda kita dapat bergaul dan berteman dengan banyak orang.
Dan satu hal yang menurut saya unik pada saat remaja adalah mulainya timbul ketertarikan pada lawan jenis, yah itu bagi saya merupakan hal yang biasa lah. Tetapi jangan sampe lebay ya.
Dalam mengisi waktu luang remaja juga sering mengisinya dengan hal hal yang kreatif, tetapi ada juga sih yang salah menggunakannya seperti narkoba dan pergaulan bebas. Tetapi bagi saya dalam mengisi waktu luang kita dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat seperti bermain musik, berolahraga, bahkan membuat karya sastra, seperti membuat cerpen, puisi, ataupun novel sekalipun.

kehidupan remaja Indonesia

Kemajuan teknologi telah merambah ke pelosok-pelosok negeri . Satelit/ parabola yang dapat menangkap banyak channel-channel televisi , mulai dari ujung timur sampai dengan ujung barat. Internet sudah mulai memasuki di kafe-kafe, di warung-warung bahkan di rumah-rumah. Banyak hal positif yang dapat kita ambil dari merebaknya internet tersebut. Namun, tidak sedikit hal-hal negatif yang akan memperngaruhi kehidupan masyarakat, terutama kalangan remaja. Di samping itu maraknya sinetron-sinetron dan film-film layar lebar yang mengupas tentang kehidupan remaja turut pula memberikan andil yang besar terhadap perkembangan remaja dewasa ini. Hal itu disebabkan karena keingintahuan mereka yang sangat tinggi terhadap apa yang mereka lihat. Karena itulah mereka cenderung ingin mengikuti apa yang mereka lihat di televisi, film, dan internet. Padahal yang mereka lihat tidak lain adalah film-film orang dewasa, yang kebanyakan mengajarkan untuk mengkonsumsi narkoba, rokok, pergi ke diskotik, meminum minuman beralkohol, pulang sampai larut malam dan lain sebagainya.Kita dapat melihat dengan jelas bagaimana kehidupan remaja Indonesia sekarang. Kehidupan remaja Indonesia sekarang sangat berbeda dengan kehidupan remaja pada masa lalu. Kalau orang-orang tua kita mengatakan bahwa dahulu ketika remaja mereka masih tahu bertata krama dan bersopan santun kepada kedua orangtuanya dan kepada orang lain yang lebih tua maka hal itu sudah banyak yang bergeser. Remaja sekarang banyak yang sudah tidak mengerti akan tata krama dan sopan santun. Mereka cenderung lebih berani melanggar peraturan orang tua mereka. Dari cara berpakaian pun antara remaja masa lalu dengan masa kini sudah sangat berbeda. Jika dahulu para orang tua kita menutup auratnya dengan rapi, maka remaja putrisaat ini sudah banyak yang berpakaian setengah jadi, serba ketat, dengan tujuan untuk memamerkan tubuh-tubuh mereka. Karena itulah kita sering mendengar berita-berita kriminal tentang obat-obat terlarang dan pemerkosaan.Zaman telah berganti, banyak dunia perfilman yang menayangkan film kebarat-baratan, yang identik dengan pergaulan bebas dan kekerasan . Itu semua dapat mempengaruhi kehidupan remaja kita. Di Indonesia sudah banyak remaja putri yang sudah tidak peduli dengan sebuah keperawanan. Bukan hanya di Jakarta saja remaja putri berkelakuan bebas. Di Bandung atau di kota-kota lain pun sudah mulai ada.Film-film Indonesia abad 21 ini sudah banyak yang menayangkan adegan kebarat-baratan, misalnya, sudah berani berciuman, mencontohkan bagaimana mengisap narkoba, cara berpakaian pun sudah berani mengenakan you can see, tank top, pokoknya sudah berani memamerkan perut, dan organ tubuh lainnya yang termasuk aurat wanita. Banyak musik-musik rock&roll, R&B. Sedangkan musik tradisional kita sudah mulai tidak dikenal lagi. Tari-tarian pun begitu, banyak yang mempelajari tari Ballet, dan break dance.Anak-anak remaja sudah berani melawan kepada kedua orangtua dengan cara kriminal. Di berita-berita sering ditayangkan, ada seorang remaja meminta sesuatu kepada kedua orangtuanya, orangtuanya tidak mampu membeli apa yang diminta anak tersebut, maka anak itu pun berani memaksa orang tuanya dengan kekerasan bahkan tidak segan-segan mereka berani membunuh orangtuanya (Na’udzubillah min dzalik). Mari kita bayangkan betapa parahnya akhlak yang dimiliki oleh remaja tersebut.Kita harus menyadari bahwa kita sudah beranjak remaja, karenanya kita harus berhati-hati dalam bersikap. Terutama kepada orang tua yang telah melahirkan kita ke dunia. Balaslah kebaikan kedua orangtua kita dengan rasa kasih sayang kepada mereka berdua.Tidak mudah memang untuk menghapuskan anak-anak remaja yang sudah terjun ke dunia gelap itu. Mereka yang telah kecanduan awalnya hanya ingin mencoba-coba. Karena itu, kita sebagai anak remaja yang beriman, jauhilah larangkan Tuhan dan ikutilah perintahNya, jangan sungguh-sungguh. Kita memang bukan manusia yang sempurna. Tetapi, kita harus memperbaiki diri kita sendiri sebelum memperbaiki kesalahan orang lain.Jika ada salah satu teman kita terkena narkoba, merokok atau melakukan kegiatan negatif lainnya, kita sebagai temannya wajib menegurnya. Mereka sedang sangat lemah hatinya, jadi perlu seseorang menemaninya untuk memecahkan permasalahan yang sedang menimpanya, jangan biarkan mereka tenggelam di dunia kegelapan. Niat baik kita untuk memperbaiki teman kita pasti akan diridhoi oleh Tuhan. Mudah-mudahan teman-teman remaja Indonesia kita sadar dan insyaf betapa bahayanya jika mereka mengikuti ajaran-ajaran yang dilarang oleh Agama.
Terutama bagi remaja putri, jangan sampai mengorbankan harga dirinya hanya untuk kenikmatan dan uang semata. Sebaliknya jika mereka menutupkan auratnya insya Allah bertambah anggun dan mendapat pahala dari Allah. Namun jika mereka membuka auratnya di depan umum, disamping merendahkan harga dirinya sendiri menurut agama Allah pun akan mencatatnya sebagai dosa.. Wahai teman-teman remaja putri dan semua kaum wanita khususnya marilah kita menjaga harga diri kita sebagai wanita. Jangan sampai kita diperalat oleh uang dan kenikmatan dunia yang serba semu

tips motivasi belajar

Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya.
Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.

Apa saja, sih, faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang dengan yang lainnya?

Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:
  • Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
  • Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
  • Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
  • Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
  • Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Stimulus motivasi belajar

Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
  • Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
  • Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.

Tips-tips meningkatkan motivasi belajar

Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi. Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita:
  • Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
    Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar. Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.
    Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
  • Belajar apapun
    Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
  • Belajar dari internet
    Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
    Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
    Cari motivator
    Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.
    “Resep sukses: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan, dan bermimpi ketika orang lain berharap

jangan sentuh narkoba

JANGAN SENTUH NARKOBA

Kita tentu sering mendengar bahwa di kalangan remaja/pelajar beredar Narkoba. Penyalahgunaan Narkoba di kalangan remaja/pelajar merupakan masalah yang kompleks. Kenapa? Oleh karena tidak saja menyangkut pada remaja atau pelajar itu sendiri, tetapi juga melibatkan banyak pihak baik keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, teman sebaya, tenaga kesehatan, serta aparat hukum, baik sebagai faktor penyebab, pencetus ataupun yang menanggulangi.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa puber. Pada masa inilah umumnya dikenal sebagai masa "pancaroba" keadaan remaja penuh energi, serba ingin tahu, belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang, mudah terombang-ambing, mudah terpengaruh, nekat dan berani, emosi tinggi, selalu ingin coba dan tidak mau ketinggalan. Pada masa-masa inilah mereka merupakan kelompok yang paling rawan berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba.
Pengetahuan mengenai bahaya narkoba ini hanyalah merupakan salah satu segi yang perlu disampaikan agar mereka sadar akan dampaknya terhadap kesehatannya bahkan ancaman terhadap kehidupannya. Kalau saja semua perilaku pada masa remaja tersebut terarah dengan baik pada hal-hal yang positif tentunya akan dihasilkan remaja/pelajar yang berprestasi sebagai tumpuan masa depan, tetapi sebaliknya akan menghasilkan perilaku negatif seperti kenakalan remaja, tindak kejahatan, rusaknya fisik dan mental yang sangat merugikan dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya.
NAPZA ialah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif, bahasa “kerennya” adalah NARKOBA yang merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat Berbahaya. Masyarakat sudah banyak mendengar suguhan kata-kata ini dan telah menjadi ancaman di depan mata.
Kata “Narkotika” sendiri berasal dari Bahasa Yunani “Narkoum” yang berarti membuat lumpuh atau membuat mati rasa. Namun perlu diketahui sebelumnya bahwa narkotika memiliki khasiat dan manfaat yang digunakan dalam kedokteran dalam penanganan kesehatan dan pengobatan, serta berguna bagi penelitian perkembangan ilmu pengetahuan farmasi / farmakologi. Ironisnya saat ini malah disalahgunakan oleh pihak tertentu yang menjadikan narkotika sebagai komoditas ilegal.
Narkoba menyerang dan merusak syaraf manusia ini mengakibatkan perasaan dan akal seseorang tidak berfungsi normal. Bila dua organ tersebut tidak berfungsi, sebenarnya manusia itu telah kehilangan kemanusiaannya. Pada awalnya Alkohol dan Rokok ialah pintu masuk seseorang terjerumus narkoba.
Sebagai manusia yang beragama islam memakai narkoba itu hukumnya haram, sejak Musyawarah Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) 10 Pebruari 1978 telah menyampaikan fatwa yang ditandatangani oleh KH Syukri Ghazali (Ketua Komisi Fatwa MUI) dan H. Amirudin Siregar (Sekretaris Komisi Fatwa MUI). Islam memandang manusia sebagai makhluk yang terhormat, layak , dan mampu mengemban amanah setelah terlebih dahulu melalui seleksi diantara makhluk Tuhan lainnya, sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al Ahzab ayat 72 :
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit dan bumi serta gunung-gunung, maka semuanya enggan memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh”.
Dalam Islam, narkotika ini sering di sebut juga “hasyisyi”. Dalam Kitab “Hisyayatul As Syariah” karangan Ibnu Tamiah di sebutkan bahwa:
“Hasyisyi itu hukumnya haram dan orang yang meminumnya dikenakan hukuman sebagai mana orang yang meminum khamr”
Dan ada salah satu Hadis Sholeh riwayat Bukhori Muslim yang Berbunyi:
Tiap-tiap barang yang memabukkan haram”.
Dari beberapa Firman dan Hadis di atas kita harus lebih meyakini lagi bahwa NARKOBA itu hukumnya haram.
PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA:Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1. Faktor individual :Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat.
2. Faktor Lingkungan :Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.
Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri
d. Adanya murid pengguna NARKOBA.
Lingkungan Masyrakat / Sosial :a. Lemahnya penegak hukum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NARKOBA. Ada Pepatah mengatakan “Mencegah lebih baik dari pada mengobati”, akan benar-benar terbukti dalam kasus narkoba. Mereka yang sudah terjerumus sampai menimbulkan ketergantungan akan sulit untuk di tangani dan sukar untuk di berikan pengarahan . Umumnya sukar untuk menghentikan pemakaian Narkoba.Ada Beberapa hal yang perlu kita lakukan demi menjaga seseorang agar tidak terjerumus kepada narkoba, diantaranya:
1. Pendidikan Agama Sejak Dini
Pendidikan Agama Islam sangat perlu dilaksanakan sejak dini. Bukan hanya itu, bahkan anak yang masih dalam kandungan Sang Ibupun usaha mendidik anak tersebut sudah harus dilaksanakan yaitu dengan jalan kedua orangtuanya selalu berakhlak dan berbudi baik, menyempurnakan ibadah, memperbanyak bersedekah, membaca Al Qur’an, berpuasa, dan berdoa kepada Allah dengan tulus agar anak yang akan lahir nanti dalam bentuk fisik yang sempurna dan merupakan anak yang berjiwa shaleh.
2.Pendidikan di Lingkungan Keluarga
Unit terkecil dari masyarakat adalah rumah tangga. Di sinilah tempat pertama bagi anak-anak memperoleh pendidikan perihal nilai-nilai sejak anak dilahirkan. Maka dengan demikian orang tua sangat berperan pertama kali dalam mendidik, mengajar, membimbing, membina, dan membentuk anak-anaknya dengan :
1. Memberikan kasih sayang, pengorbanan, perhatian, teladan yang baik, pengaruh yang luhur.
2. Menanamkan nilai-nilai agama (iman dan ibadah), akhlak budi pekerti, disiplin dan prinsip-prinsip luhur lainnya.
3. Melakukan kontrol, filter, pengendalian, dan koreksi seluruh sikap anak-anaknya secara bijaksana baik di rumah maupun di luar.
4. Memelihara kesejukan, ketentraman, kesegaran, keutuhan, dan keharmonisan rumah tangga sehingga anak-anak merasa tenang, nyaman, aman, damai, bahagia, dan betah tinggal di tengah-tengah pergaulan keluarga setiap hari.
3.Pendidikan Agama di Sekolah / Kampus
Sekolah maupun prguruan tinggi ialah tempat guru mengajar/mendidik dan murid belajar dan terdidik, sehingga terciptalah masyarakat pendidikan yang bertujuan menumbuhkan, mengembangkan, dan membentuk kepribadian, pengetahuan dan keterampilan anak didik yang kelak akan tumbuh menjadi manusia seutuhnya. Untuk itu, sekolah maupun perguruan tinggi harus berorientasi pada pembangunan dan kemajuan sehingga dapat mencetak sumber daya manusia yang beriman, berilmu, dan mempunyai keterampilan yang tinggi serta memiliki wawasan masa depan yang luas, berakhlak mulia, juga berbudi pekerti luhur.

Jumat, 26 November 2010

gaya hidup remaja

Remaja tidak pernah lepas dari yang namanya tren gaya hidup. Dari segi Psikologis, perubahan hormon dan beberapa ciri fisik yang menyebabkan mereka sangat menggandrungi Tren gaya hidup yang baru dan belum pernah mereka ketahui sebelumnya. FaceBook (FB) adalah salah satu Tren baru yang saat ini sedang melanda banyak anak muda di Indonesia pada khususnya. Social Networking yang diciptakan oleh Remaja Berusia 19 tahun ini namanya sedang melejit seiring terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat yang baru. Dari segi kualitas memang FaceBook(FB) memiliki keunggulan dibanding dengan Friendster(FS). Dari segi penampilan yang minimalis dan terkesan tidak berat adalah salah satu keunggulan dari FaceBook. Belum lagi fitur unik yang tidak kita jumpai di Friendster(FS) menjadi daya tarik remaja saat ini. Karena itu tidak heran jika Tutorial Cara Membuat FaceBook lagi laris manis dicari para remaja yang ingin bergabung menjadi member FaceBook(FB).

Tren gaya hidup remaja selalu menuntut sebuah perubahan yang cepat. Mereka tidak suka hal yang bersifat statis karena itu FaceBook sangat mengerti kebutuhan dari gaya hidup remaja masa kini. Dengan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh FaceBook maka layak kalau FaceBook sekarang sangat di gemari oleh kalangan remaja hingga dewasa. Gaya Chatting yang sebelumnya hanya menanyakan alamat FS kini juga sok tanya alamat FaceBook(FB) juga. Namun yang menjadi beberapa gunjingan beberapa pengamat adalah kesulitan sponsor yang dalami FaceBook karena krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat. Menurut Gosip yang beredar FaceBook(FB) terancam gulung tikar karena masalah ini. Nah lho gimana nasib jutaan user FaceBook yang mulai jatuh cinta dengan social networking ini ? Tenang aja, yang namanya Gosip belum tentu benar jadi enjoy aja dulu menikmati fasilitas yang ada di FaceBook(FB). Buat yang mau nambah koleksi kenalan Cewek cantik silahkan, buat yang mau ngirim SMS Cinta Gratis lewat FaceBook juga silahkan atau buat yang lagi Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 lewat FaceBook juga silahkan. Semua dihalalkan asal gak main Sumpah Pocong aja di FaceBook hehehe...

gaya hidup remaja

Patah hati memang tidak enak, jangankan untuk beraktifitas seperti biasa, untuk tersenyum seperti biasa saja rasanya enggan sekali. Nafsu makan berkurang, mata membengkak karena menangis semalaman, emosi meningkat drastis dan yang lebih parah, kadang membuat akal kita menjadi tidak jalan. Tidak sedikit orang melakukan percobaan bunuh diri karena alasan diputuskan oleh pacar.
Patah hati memang sakit. Namun apakah dengan menangis-nangis dan mogok makan akan membuat mantan pacar kita kembali pada kita? Bisa jadi demikian, namun seandainya mantan pacar kita kembali kepada kita, bukan karena dia masih mencintai kita, tapi karena kasihan kepada kita, atau mungkin karena faktor tidak enak karena sudah begitu dekat dengan keluarga kita. Jika hal ini yang terjadi, akhirnya malah akan lebih tidak enak. Dia berada disamping kita, tapi hatinya melayang-layang entah kemana.
Seseorang yang mau jatuh cinta, berarti dia juga harus mau sakit karena patah hati. Dibalik semua rasa sakit yang timbul karena patah hati, kita sebenernya diberikan kesempatan untuk menjadi seseorang yang lebih baik, lebih kuat dan lebih tegar. Lebih baik, karena kita pernah merasakan sakitnya patah hati, kita akan bisa lebih menghargai perasaan orang. Lebih kuat dan lebih tegar, karena jika nantinya dalam hubungan yang selanjutnya terjadi hal yang serupa kita tidak akan terpuruk dan jatuh terlalu dalam, karena rasa sakit yang pernah kita rasakan akan selalu mengingatkan kita untuk menjadi dan selalu menjadi lebih baik. Dan hal terpenting yang dari patah hati adalah akan menjadikan kita pribadi yang lebih dewasa.
Mungkin memang tidak mudah untuk melupakan mantan pacar kita, karena dia adalah mantan terindah yang pernah kita miliki, yang selama ini paling bisa mengerti kita. Jika memang anda masih mencintai dia, kenapa tidak setelah putus dengan pacar kita, kita tetap menjalin persahabatan dengan dia, siapa tahu dengan berjalannya waktu sang mantan merasakan bahwa kita adalah seseorang yang terlalu berharga untuk disia-siakan. Kita pantas untuk dihargai dan dicintai. Jika hal ini terjadi, tidak mustahil jika Cinta lama bersemi kembali akan menghampiri anda dengan penuh suka cita.